Saham Yang Bergerak Di Bidang Teknologi

Saham Yang Bergerak Di Bidang Teknologi – Dalam beberapa tahun terakhir, saham-saham teknologi mulai bersinar dan menarik perhatian banyak investor domestik. Pasalnya, potensi ekonomi digital cukup menarik karena generasi muda yang melek teknologi kini mendominasi demografi Indonesia.

Meski demikian, saham-saham sektor teknologi yang dinilai masih tumbuh seringkali terdampak oleh perubahan kondisi perekonomian dan pasar domestik dan global. Tak heran, setahun lebih setelah pengumuman tahun 2020, nilai indeks saham teknologi mengalami fluktuasi.

Saham Yang Bergerak Di Bidang Teknologi

Saham Yang Bergerak Di Bidang Teknologi

Setelah mengalami lonjakan yang mencengangkan pada pertengahan tahun 2021, diikuti dengan penurunan tajam dan stagnasi pada tahun 2022, indeks sektoral ini baru kembali menguat setelah awal triwulan pertama tahun 2023. Oleh karena itu, sesuai anjuran para ahli, perhatian khusus harus diberikan pada Berhati-hatilah saat membeli saham. di bidang teknologi saat ini.

Daftar Saham Teknologi Terbaik Di Indonesia (2023)

Di satu sisi, metrik yang luas seperti nilai transaksi e-commerce, pendapatan, margin EBITDA, pangsa pasar, dan potensi ekspansi organik atau anorganik diharapkan menjadi katalis positif bagi saham-saham teknologi.

Namun, daripada melakukan perdagangan secara agresif, lebih baik perhatikan dulu kinerja fundamental emiten teknologi tersebut setidaknya pada tahun ini. Lihat juga perusahaan mana yang memiliki potensi keuntungan terbesar dan jenis ekosistem apa yang mereka miliki.

Bagi Anda yang tertarik bermain di sektor teknologi, berikut daftar saham teknologi teratas menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2023.

Siapa yang tak kenal dengan nama besar GoTo atau dikenal juga dengan nama Gojek dan Tokopedia? Saat ini, GOTO tercatat sebagai saham dengan kapitalisasi terbesar di sektor teknologi. Padahal, saat IPO terjadi, kedua perusahaan raksasa ini akan dilebur menjadi satu perusahaan.

Simak Profil Calon Emiten Kendaraan Listrik Milik Grup Bakrie Vktr Teknologi Mobilitas

Gojek yang sedang booming di bidang ojek online, dan Tokopedia yang unggul di bidang e-commerce, tidak hanya membuktikan aplikasinya sangat populer di antara lebih dari 10 juta pengguna, tetapi juga menjadi salah satu dari para pelaku pasar. pemimpin di negara ini.

Misalnya, sejak Februari 2023, saham GOTO naik lebih dari 27 persen dari level 91 ke level 116, dengan kapitalisasi pasar hampir Rp 138 triliun dan nilai transaksi jual beli saham yang telah dilakukan. terjual. baik di kalangan investor yang mencapai lebih dari setengah miliar.

Seperti halnya saham Tokopedia yang berinvestasi di GOTO, saham BUKA Bukalap juga menjadi pemimpin pasar dan pionir di salah satu pasar online Indonesia.

Saham Yang Bergerak Di Bidang Teknologi

Bukalapak awalnya didirikan oleh tiga mahasiswa ITB yaitu Nugroho Herucahyono, Achmad Zaky dan Muhamad Fajrin Rasyid. Ketiganya mulai menjajaki e-commerce di Indonesia sejak 2010 dan kemudian tercatat di BEI pada 2021.

Kode Saham Bmtr Bergerak Di Bidang Apa? — Stockbit Snips

Jika dicermati, sumber keuntungan utama Bukalapak sebenarnya berasal dari sektor investasi, bukan dari aplikasi online yang didukungnya. Hingga saat ini, Bukalapak telah melakukan investasi dengan beberapa perusahaan lain, terutama bekerja sama sebagai penyedia rantai pasok bagi mitra.

Lebih lanjut, seperti halnya saham-saham teknologi GOTO, setidaknya ada tiga hal yang meningkatkan potensi saham BUKE, yaitu karena sektor tersebut sulit bagi startup yang tergolong baru.

Bukalapak juga menjadi salah satu brand yang kerap melakukan inovasi dalam produk dan layanannya. Terakhir, peluang ekspansi ke negara lain semakin terbuka, hal ini juga didukung dengan semakin meningkatnya penetrasi penggunaan teknologi internet dan telepon pintar.

Sejak didirikan pada tahun 2011, DCII dikenal sebagai perusahaan teknologi yang menyediakan layanan yang fokus pada penyediaan penyimpanan data di server (hosting), namun juga menyediakan data center atau colocation. Data center merupakan fasilitas khusus yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk menyimpan data, data konsumen, dan data internal.

Debut Perdana Di Pasar Modal

Meski banyak pihak yang berkepentingan, namun mengingat semakin banyaknya transaksi digital, rata-rata perusahaan tidak secara sadar membuat fasilitas ini sendiri karena mahalnya biaya dan prosedur yang rumit. Makanya jasa perusahaan lain seperti DCII sangat dibutuhkan.

DCII sendiri selama ini dikenal dengan produknya untuk perusahaan lain atau dikenal dengan B2B yang sahamnya melonjak drastis hingga mencapai lebih dari lima kali lipat hingga pertengahan tahun 2021. Sejauh ini, harga saham per saham yang bisa diterbitkan DCII berada di level Rp. 30.000 hingga Rp. 45k, jadi cukup konsisten.

PT Elang Mahkota Teknologi atau lebih dikenal dengan grup EMTEK merupakan perusahaan yang melebarkan sayapnya di dunia media dan teknologi. Produknya meliputi berbagai penyedia media ternama seperti saluran televisi Indosiar dan SCTV, O Channel, produksi konten SinemArt, berbagai situs media seperti Kapanlagi dan Liputan6.com, serta aplikasi pembayaran Vidio.com.

Saham Yang Bergerak Di Bidang Teknologi

EMTK juga merambah ke bidang keuangan dengan mengakuisisi Bank Fama Indonesia dan mulai memasuki bidang investasi teknologi. Meski saham EMTK melemah pada Februari 2022, namun kapitalisasinya mendominasi pasar dan mencapai nilai lebih dari Rp 60 triliun.

Saham Cottonindo Ariesta Mengalami Suspensi Terancam Delisting

Meskipun PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) mengalami pelemahan posisi saham pada Februari 2022, namun nilai kapitalisasi pasarnya cukup tinggi hingga menembus Rp 54 triliun.

Di antara sejumlah penerbit teknologi yang tergolong baru, profitabilitas dan kinerja perusahaan ini patut dipertimbangkan karena ekosistem kemitraannya dengan tiket.com dan RANC. Apalagi Grup Djarum dinilai memiliki rekam jejak yang baik di kalangan pengusaha dan investor.

PT Galva Technologies Tbk (GLVA) telah lama dikenal sebagai perusahaan teknologi yang aktif tidak hanya di bidang distribusi peralatan teknologi, tetapi juga di sektor komersial.

Pertama. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1991 ini bernama PT. Perusahaan Teknologi Galva. Saat ini GLVA dikenal dengan berbagai produk teknologinya yang digunakan tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari tetapi juga di berbagai segmen industri. Beberapa di antaranya bahkan sudah berkolaborasi dengan banyak raksasa global seperti Yamaha, Samsung, Sony, dan Hitachi.

Simak, 3 Rekomendasi Saham Untuk Trading Minggu Ini

PT Metrodata Elektronik Tbk. didirikan pada tahun 1975, namun baru mulai diperdagangkan di BEI 15 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1990. Perusahaan ini merupakan penerbit teknologi yang aktif di bidang penyediaan jasa konsultasi teknologi, serta distributor berbagai produk teknologi Indonesia.

Produk yang didistribusikan tentu tidak main-main dan sudah mempunyai nama dan pasar tersendiri, termasuk hardware dan software dari perusahaan seperti Acer, Dell, Microsoft Azure dan Oracle.

Saat ini MTDL telah membuka lebih dari 20 cabang di kota-kota besar di Indonesia. Sahamnya juga masuk dalam beberapa indeks, antara lain IDXTechno, IDX80, IDX Value 30 (IDXV30), Kompas100, dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70).

Saham Yang Bergerak Di Bidang Teknologi

PT M Cash Integrasi merupakan perseroan terbatas atau konglomerat yang didirikan pada tahun 2020 dan bergerak di bidang teknologi. MCAS menawarkan beragam layanan dan produk digital, antara lain pembayaran digital dan aplikasi PPOB, sejumlah layanan konten digital ternama, antara lain channel YouTube Close the Door Podcast Deddy Corbuzier, dan sepeda motor listrik Volta.

Analis Sebut Saham Laju Bisa Tahan Dari Risiko Resesi

Berikut daftar delapan saham teknologi tinggi BEI tahun 2023 yang bisa Anda pertimbangkan sebagai emiten teknologi. Bagi Anda yang tidak ingin berinvestasi langsung pada saham, Anda bisa mencoba investasi saham yang lebih ringan dengan memilih instrumen berupa reksa dana saham.

Untuk mempermudah proses investasi, saat ini ada banyak platform investasi yang bisa Anda coba. Yang direkomendasikan adalah aplikasi investasi yang bisa diunduh di Play Store atau App Store. Semoga beruntung! Saat ini terdapat beberapa saham media yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, bahkan dua diantaranya merupakan konglomerat seperti MNCN Group dan Emtek Group.

PT Media Nusantara Citra Tbk atau MNCN merupakan perusahaan yang bergerak di bidang media terintegrasi. Perusahaan ini tidak hanya memiliki empat saluran televisi nasional yaitu RCTI, GTV, MNC TV dan iNews, tetapi juga 18 saluran yang dibuat dan diproduksi oleh perusahaan multinasional dan disiarkan di TV berbayar.

Saat ini, perusahaan multinasional tersebut memiliki perusahaan media lain yang mendukung kegiatan utama perusahaan multinasional tersebut. Perusahaan-perusahaan tersebut terdiri dari radio, media cetak, manajemen talenta, dan rumah produksi. MNC didirikan pada 17 Juni 1997. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Desember 2001.

Terancam Delisting, Apakah Saham Skyb Punya Peluang Pulih?

Dengan beberapa layanan bisnis yang dimiliki MNCN, perusahaan besutan Harry Tanoe ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,5 triliun pada tahun 2021 dengan omzet lebih dari Rp 9,6 triliun.

PT. Surya Citra Media Tbk merupakan perusahaan yang membawahi dua stasiun televisi besar Indonesia yaitu SCTV dan Indosiar. Pada tahun 2021, perusahaan ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun.

Emten saat ini sedang fokus memperluas konten Vidio.com yang memiliki 72 juta pelanggan aktif, dimana 1,45 juta di antaranya merupakan pelanggan.

Saham Yang Bergerak Di Bidang Teknologi

Kesuksesan Vidio.com menjadi tuan rumah siaran Piala Dunia FIFA 2022 membuktikan bahwa aplikasi ini berpotensi menayangkan berbagai rangkaian kegiatan pemilu di tahun 2024 juga. SCMA merupakan media yang menarik untuk dikoleksi. Saat ini saham media SCMA masuk dalam indeks Kompas 100, IDX80, dan ISSI.

Emiten Mejeng Di Bursa Pagi Ini, Saham Anak Usaha Erajaya Melejit 10%

Grup media berikutnya adalah MARI atau PT Mahaka Radio Integra Tbk, sebuah perusahaan media yang membawahi beberapa stasiun radio di Jakarta dan Jawa Barat. Pada tahun 2021, harga saham perusahaan ini terus tumbuh hingga 500%. Hal ini diyakini karena kepopuleran aplikasi radio dan podcast yang dikembangkan perusahaan bernama Noise ini.

Dari sisi pelaporan keuangan, emiten ini masih mencatatkan kerugian pada tahun 2021 yakni minus Rp 27 miliar dari total pendapatan Rp 70 miliar.

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) (EMTK) didirikan pada tanggal 3 Agustus 1983 dan telah beroperasi sejak tahun 1984. Kantor pusat Emtek Group berlokasi di SCTV Tower, Lantai 18, Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta 10270 – Indonesia.

Kegiatan usaha Grup Emtek meliputi sektor media digital sebagai kegiatan utamanya, infrastruktur dan layanan informasi dan komunikasi, perbankan dan layanan kesehatan.

Ngeri! Begini Kekuatan Raksasa Digital Di Balik Allo Bank

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 3 Agustus 1983 dengan nama PT Elang Mahkota Computer. Pada tanggal 10 Maret 1997, perusahaan berganti nama menjadi PT Elang Mahkota Teknologi (EMTEK), perusahaan induk dari Emtek Group.

Berikut daftar perusahaan yang dikelola oleh penerbit ini yaitu SCTV, Indosiar, Bukalapak, KlikDokter, portal kerja (karir.com, Qerja, Jobs.id), dompet digital DANA, investasi di PT Kapanlagi Dot Com dengan 9 perusahaan ternama perusahaan. portal digital dan berbagai industri lainnya.

Pada tahun 2021, EMTK berhasil

Saham Yang Bergerak Di Bidang Teknologi

Leave a Comment